TATTOO
Monday, October 29, 2012
Tattoo adalah Seni,lambang ekspresi jiwa yang bebas
Sebagian besar Masyarakat masih memandang Seni Tattoo identik dengan Pelaku Kejahatan.pandangan sinis selalu di tujukan kepada seseorang yang memiliki Tattoo.meskipun pada kenyataanya rata-rata penjahat suka memakai Tatto tetapi tidak semua orang yang memiliki Tattoo adalah penjahat.
Tattoo adalah Seni,lambang ekspresi jiwa yang bebas.kali ini Gistink.Info mencoba untuk sedikit mengenal Tattoo tentang sejarah dan kebudaya'anya.
Sejarah Mencatat Bahwa TATTOO berasal dari bahasa Tahiti “tatu” yang konon artinya tanda. Walaupun bukti-bukti sejarah tattoo ini tidak begitu banyak, tetapi para ahli mengambil kesimpulan bahwa seni tattoo ini udah ada sejak 12.000 tahun SM. Jaman dahulu tattoo semacam ritual bagi suku-suku kuno seperti Maori, Inca, Ainu, Polynesians, dll.Kalo kamu jalan-jalan ke Mesir, coba maen-maen ke pyramids, mungkin kamu bisa menemukan tattoo tertua di sana. Karena menurut sejarah, bangsa Mesir-lah yang jadi biang tumbuh suburnya tattoo di dunia. Bangsa Mesir kan dikenal sebagai bangsa yang terkenal kuat, so gara-gara ekspansi mereka terhadap bangsa-bangsa laen, seni tattoo ini juga ikut-ikutan menyebar luas, seperti ke daerah Yunani, Persia, dan Arab.
Apa alasan bagi suku-suku kuno di dunia membuat Tattoo? Bangsa Yunani kuno memakai tattoo sebagai tanda pengenal para anggota dari badan intelijen mereka, alias mata-mata perang pada saat itu. Di sini tattoo menunjukan pangkat dari si mata-mata tersebut. berbeda dengan bangsa Romawi, mereka memakai tattoo sebagai tanda bahwa seseorang itu berasal dari golongan budak, dan Tattoo juga dirajahi ke setiap tubuh para tahanannya. Suku Maori di New Zealand membuat Tattoo berbentuk ukiran-ukiran spiral pada wajah dan pantat. Menurut mereka, ini adalah tanda bagi keturunan yang baik. Di Kepulauan Solomon, Tattoo ditorehkan di wajah perempuan sebagai ritus untuk menandai tahapan baru dalam kehidupan mereka. Hampir sama seperti di atas, orang-orang Suku Nuer di Sudan memakai Tattoo untuk menandai ritus inisiasi pada anak laki-laki. Orang-orang Indian melukis tubuh dan mengukir kulit mereka untuk menambah kecantikan atau menunjukkan status sosial tertentu.
Tattoo alias Wen Shen atau Rajah smulai merambahi negara Cina sekitar taon 2000 SM. Wen Shen konon artinya “akupunktur badan”. perlu diketahui, sama seperti bangsa Romawi, bangsa Cina kuno memakaiTtattoo untuk menandakan bahwa seseorang pernah dipenjara. Sementara di Tiongkok sendiri, budaya Tattoo terdapat pada beberapa etnis minoritasnya, yang telah diwarisi oleh nenek moyang mereka, seperti etnis Drung, Dai, dan Li, namun hanya para wanita yang berasal dari etnis Li dan Drung yang memilik kebiasaan mentato wajahnya. Riwayat adat-istiadat Tattoo etnis Drung ini muncul sekitar akhir masa Kedinastian Kaisar Ming (sekitar 350 tahun yang lalu), ketika itu mereka diserang oleh sekelompok grup etnis lainnya dan pada saat itu mereka menangkapi beberapa wanita dari etnis Drung untuk dijadikan sebagai budak. Demi menghindari terjadinya perkosaan, para wanita tersebut kemudian mentato wajah mereka untuk membuat mereka kelihatan kurang menarik di mata sang penculik. Meskipun kini para wanita dari etnis minoritas Drung ini tidak lagi dalam keadaan terancam oleh penyerangan dari etnis minoritas lainnya, namun mereka masih terus mempertahankan adat-istiadat ini sebagai sebuah lambang kekuatan kedewasaan. Para anak gadis dari etnis minoritas Drung mentato wajahnya ketika mereka berusia antara 12 dan 13 tahun sebagai sebuah simbol pendewasaan diri. Ada beberapa penjelasan yang berbeda, mengapa para wanita tersebut mentato wajahnya. Sebagian orang mengatakan, bahwa warga etnis Drung menganggap wanita yang ber-Tattoo terlihat lebih cantik dan para kaum Adam etnis Drung tidak akan menikahi seorang wanita yang tidak memiliki Tattoo di wajahnya. Di Indonesia Orang-orang Mentawai di kepulauan Mentawai, suku Dayak di Kalimantan, dan suku Sumba di NTB, sudah mengenal tattoo sejak jaman dulu. Bahkan bagi suku Dayak, seseorang yang berhasil “memenggal kepala” musuhnya, dia mendapat tattoo di tangannya. Begitu juga dengan suku Mentawai, tattoo-nya Tidak dibuat sembarangan. Sebelum pembuatan tattoo dilaksanakan, ada Panen Enegaf alias upacara inisiasi yang dilakukan di Puturkaf Uma (galeri rumah tradisional suku mentawai). Upacara ini dipimpin oleh Sikerei (dukun). Setelah upacara ini selesai, barulah proses Tattoo-nya dilaksanakan.
apa pendapat Anda tentang Tattoo,??terserah bagaimana Anda menilainya.
yang jelas,Tattoo Not Is A Crime,Only Art.
Thursday, September 27, 2012
MAKNA TATTOO DAYAK (Kalimantan)
Kehadiran tattoo di berbagai bangsa ataupun berbagai suku tertentu mempunyai arti tersendiri. Demikian pula kita mengetahui bahwa masyarakat Dayak di pedalaman tanah air kita seperti di Kalimantan juga mempunyai arti dalam kehidupan bermasyarakat mereka.
Tattoo bagi masyarakat Dayak merupakan bagian dari tradisi, religi, status sosial seseorang dalam masyarakat, serta bisa pula sebagai bentuk penghargaan suku terhadap kemampuan seseorang. Karena itu, Tattoo tidak bisa dibuat sembarangan. Ada aturan-aturan tertentu dalam pembuatan Tattoo atau parung, baik pilihan gambarnya, struktur sosial orang yang diTattoo maupun penempatan Tattoonya. Bahkan yang membuat Tattoo itupun bukan sembarang orang.
Meski demikian, secara religi Tattoo memiliki makna sama dalam masyarakat Dayak, yakni sebagai “obor” dalam perjalanan seseorang dalam menuju alam keabadian, setelah kematian. Karena itu, semakin banyak Tattoo, “obor” akan semakin terang dan jalan menuju alam keabadian semakin lapang. Meski demikian, tetap saja pembuatan Tattoo tidak bisa dibuat sebanyak-banyaknya secara sembarangan, karena harus mematuhi aturan-aturan adat.
Setiap subsuku Dayak memiliki aturan yang berbeda dalam pembuatan Tattoo. Bahkan ada pula subsuku Dayak yang tidak mengenal tradisi Tattoo, seperti masyarakat Dayak Meratus di Kalimantan Selatan (subsuku Dayak manyan). Bagi suku Dayak yang bermukim perbatasan Kalimantan dan Serawak Malaysia, misalnya, Tattoo di sekitar jari tangan menunjukkan orang tersebut suku yang suka menolong seperti ahli pengobatan. Semakin banyak Tattoo di tangannya, menunjukkan orang itu semakin banyak menolong dan semakin ahli dalam pengobatan.
Bagi masyarakat Dayak Kenyah dan Dayak Kayan di Kalimantan Timur, banyaknya Tattoo menggambarkan orang tersebut sudah sering mengembara. Karena biasanya setiap perkampungan Dayak yang mentradisikan Tattoo memiliki jenis motif Tattooo tersendiri bahkan memiliki penempatan Tattoo tersendiri di bagian tubuh mereka yang merupakan ciri khas suku mereka. Sehingga bagi mereka banyaknya Tattoo menandakan pemiliknya sudah mengunjungi banyak kampung. Jangan bayangkan kampung tersebut hanya berjarak beberapa kilometer. Di Kalimantan, jarak antarkampung bisa ratusan bahkan ribuan kilometer dan harus ditempuh menggunakan perahu menyusuri sungai lebih dari satu bulan. Karena itu, penghargaan pada perantau diberikan dalam bentuk Tattoo.
Tattoo bisa pula diberikan kepada bangsawan. Di kalangan masyarakat Dayak Kenyah, motif yang lazim untuk kalangan bangsawan (paren) adalah burung enggang (anggang) yakni burung endemik Kalimantan yang dikeramatkan. Bagi mereka burung enggang merupakan rajanya segala burung yang melambangkan sosok yang gagah perkasa, penuh wibawa, keagungan, dan kejayaan. Sehingga Tattoo motif jenis ini biasanya diperuntukan hanya untuk orang-orang tertentu saja. Adapun bagi Dayak Iban, kepala suku beserta keturunanya diTattoo dengan motif “dunia atas” atau sesuatu yang hidup di angkasa. Selain motifnya terpilih, cara pengerjaan Tattoo untuk kaum bangsawan biasanya lebih halus dan detail dibandingkan Tattoo untuk golongan menengah (panyen).
Bagi subsuku lainnya, pemberian Tattoo dikaitkan dengan tradisi menganyau atau memenggal kepala musuh dalam suatu peperangan. Tradisi ini sudah puluhan tahun tidak dilakukan lagi, namun dulunya semakin banyak mengayau, motif Tattoonya pun semakin khas dan istimewa. Tattoo untuk sang pemberani di medan perang ini, biasanya di tempatkan di pundak kanan. Namun pada subsuku lainnya, ditempatkan di lengan kiri jika keberaniannya “biasa” dan di lengan kanan jika keberanian dan keperkasaannya di medan pertempuran sangat luar biasa.
Pemberian Tattoo yang dikaitkan dengan mengayau ini, dulunya sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan suku kepada orang-orang yang perkasa dan banyak berjasa.
Tattoo atau parung atau betik tidak hanya dilakukan bagi kaum laki-laki, tetapi juga kaum perempuan. Untuk laki – laki, Tattoo bisa dibuat di bagian manapun pada tubuhnya, sedangkan pada perempuan biasanya hanya pada kaki dan tangan. Jika pada laki-laki pemberian Tattoo dikaitkan dengan penghargaan atau penghormatan, pada perempuan pembuatan Tattoo lebih bermotif religius.
“Pembuatan Tattoo pada tangan dan kaki dipercaya bisa terhindar dari pengaruh roh -roh jahat atau selalu berada dalam lindungan Yang Maha Kuasa. Pada subsuku tertentu, pembuatan Tattoo juga terkait dengan harga diri perempuan, sehingga dikenal dengan istilah “tedak kayaan”, yang berarti perempuan tidak berTattoo dianggap lebih rendah derajatnya dibanding dengan yang berTattoo. Meski demikian, pandangan seperti ini hanya berlaku disebagian kecil subsuku Dayak.
Pada suku Dayak Kayan, ada tiga macam Tattoo yang biasanya disandang perempuan, antara lain tedak kassa, yakni meliputi seluruh kaki dan dipakai setelah dewasa. Tedak usuu, Tattoo yang dibuat pada seluruh tangan dan tedak hapii. Sementara di suku Dayak Kenyah, pembuatan Tattoo pada perempuan dimulai pada umur 16 tahun atau setelah haid pertama. Untuk pembuatan Tattoo bagi perempuan, dilakukan dengan upacara adat disebuah rumah khusus. Selama pembuatan Tattoo, semua pria tidak boleh keluar rumah. Selain itu seluruh keluarga juga diwajibkan menjalani berbagai pantangan untuk menghindari bencana bagi wanita yang sedang diTattoo maupun keluarganya.
Motif Tattoo bagi perempuan lebih terbatas seperti gambar paku hitam yang berada di sekitar ruas jari disebut song irang atau tunas bambu. Adapun yang melintang dibelakan buku jari disebut ikor. Tattoo di pergelangan tangan bergambar wajah macan disebut silong lejau. Adapula Tattoo yang dibuat di bagian paha. Bagi perempuan Dayak memiliki Tattoo dibagian paha status sosialnya sangat tinggi dan biasanya dilengkapi gelang di bagian bawah betis. Motif Tattoo di bagian paha biasanya juga menyerupai silong lejau. Perbedaanya dengan Tattoo di bagian tangan, ada garis melintang pada betis yang dinamakan nang klinge.
Tattoo sangat jarang ditemukan di bagian lutut. Meski demikian ada juga Tattoo di bagia lutut pada lelaki dan perempuan yang biasanya dibuat pada bagian akhir pembuatan Tattoo dibadan. Tattoo yang dibuat di atas lutut dan melingkar hingga ke betis menyerupai ular, sebenarnya anjing jadi – jadian atau disebut tuang buvong asu.
Baik Tattoo pada lelaki atau perempuan, secara tradisional dibuat menggunakan duri buah jeruk yang panjang dan lambat – laun kemudian menggunakan beberapa buah jarum sekaligus. Yang tidak berubah adalah bahan pembuatan Tattoo yang biasanya menggunakan jelaga dari periuk yang berwarna hitam.
“Karena itu, Tattoo yang dibuat warna-warni, ada hijau kuning dan merah, pastilah bukan Tattoo tradisional yang mengandung makna filosofis yang tinggi.
Tattoo warna-warni yang dibuat kalangan anak-anak muda saat ini hanyalah Tattoo hiasan yang tidak memiliki makna apa-apa. Gambar dan penempatan dilakukan sembarangan dan asal-asalan. Tattoo seperti itu sama sekali tidak memiliki nilai religius dan penghargaan, tetapi cuma sekedar untuk keindahan, dan bahkan ada yang ingin dianggap sebagai jagoan.
Subscribe to:
Posts (Atom)